Bantuin

Virus HPMV Merebak, Akankan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi?

HMPV Merebak! Akankah Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi?

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang akhir-akhir ini merebak di Cina dan kabarnya sudah teridentifikasi kasusnya di Indonesia. Hal tersebut membuat warga panik dan bertanya-tanya, apakah virus ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya seperti apa yang terjadi saat pandemi Covid 19 5 tahun lalu?

Berdasarkan Jurnal Penelitian yang berjudul “Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Palembang” tahun 2022 yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika yang dapat mewakili kondisi pertumbuhan ekonomi selama suatu wabah merebak di Indonesia (pandemi).

Jurnal tersebut menyatakan dengan adanya pandemi akan menyebabkan sempitnya ruang gerak atau aktifitas warga karena menghindari kerumunan orang yang berguna untuk memutus rantai penularan virus. Sehingga aktivitas usaha di tempat perbelanjaan juga biasanya akan menurun, menyebabkan rendahnya daya beli karena kehilangan sumber penghasilan.

Usaha-usaha kecil juga biasanya akan mengalami penurunan penjualan, penurunan produksi hingga turunnya jumlah pendapatan. Lalu bagaimana untuk menanggulangi hal ini agar tidak terjadi pada bisnis-bisnis kecil? Yaitu dengan cara mulai bertransformasi menggunakan pemasaran digital. Contohnya menggunakan marketplace atau penggunaan website yang memudahkan orang berbelanja dari rumah.

Akankah Virus HMPV Berdampak Bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Pertama kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa dan bagaimana virus HMPV ini menyebar. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia yaitu Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa virus HMPV bukan merupakan virus varian baru yang ditemukan. Virus ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 2001. Jadi bisa disimpulkan bahwa virus ini berbeda dengan Covid-19.

Virus HMPV sendiri memiliki karateristik yang sama dengan virus flu biasa. Sehingga bagi orang yang terinfeksi virus ini akan memiliki gejala yang sama dengan flu yaitu batuk, demam, pilek dan sesak nafas. Penularannya bisa dari berbagai cara salahsatunya yaitu dari air liur atau droplet dari orang yang terinfeksi.

Menteri kesehatan Budi Sadikin menghimbau masyarakat agar tidak panik karena virus ini dianggap tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Budi juga menyarankan agar masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan 3M yaitu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker serta menjalani pola hidup sehat.

Karena berdasarkan informasi terkini bahwa virus HMPV ini berbeda dengan Covid-19 yang mematikan serta bukan virus baru yang berbahaya maka seharusnya virus HMPV tidak akan menghambat ruang gerak masyarakat dan tidak akan berimbas ke pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: https://bantuin.co/2024/12/28/laporan-keuangan-umkm-sehat-bisnis-tumbuh-pesat/

Namun, penting untuk kita mengetahui apa yang akan terjadi pada pertumbuhan ekonomi apabila suatu virus mewabah.

Sektor Perekonomian yang terdampak pandemi

Sektor Ekonomi yang Terdampak Akibat Suatu Wabah

  1. Industri Pariwisata dan Transportasi

    Pada industri ini menjadi salahsatu yang paling berimbas dikarenakan terbatasnya mobilitas wisatawan baik dari mancanegara dan domestik. Adanya pembatasan perjalanan baik dari peraturan pemerintah atau ketakutan masyarakat akan tertularnya virus menyebabkan rendahnya pengunjung ke destinasi wisata. Bidang jasa yang terdampak diantaranya adalah perhotelan, rumah makan hingga jasa travel.

    Tak sampai disana, transportasi umum dalam negeri juga terdampak. Minimnya mobilitas masyarakat karena harus menuruti aturan pemerintah untuk menaati protokol kesehatan menyebabkan turunnya jumlah penumpang.

  2. Industri Perdagangan dan Ekspor

    Virus yang mewabah sangat mempengaruhi pemasokan logistik di wilayah tersebut. Adanya pembatasan jual-beli antar negara atau wilayah yang dikarenakan sedang diberlakukannya karantina diwilayah tersebut dan menyebabkan terjadinya gangguan logistik.

    Oleh karenanya, ada beberapa sektor industri yang memerlukan suplai bahan baku utama mengalami kesulitan dan menyebabkan turunnya jumlah produksi. Berikut beberpa industrinya yang tedampak adalah tekstil, manufaktur elektronik dansebagainya.

    Selain itu, sektor impor dan ekspor juga akan terganggu. Penjualan hasil sumber daya alam seperti sawit, rempah-rempah dan ikan ke negara-negara yang membutuhkan seperti India, Cina, Jepang juga merupakan salahsatu pendapatan Indonesia. Oleh karenanya, apabila pembisnis impor ekspor mengalami penurunan maka akan sangat mempengaruhi pendapatan negara dan berimbas ke pertumbuhan ekonomi Indonesia.

  3. Industri UMKM dan Konsumsi Domestik

    Pandemi akan menyebabkan putusnya industri rumah tangga, mulai dari hilangnya tempat penghasilan utama masyarakat yang mempengaruhi rendahnya daya beli hingga berujung untuk mengurangi tenaga kerja dan produksi sampai akhirnya bangkrut.

    Hal ini banyak terjadi pada bisnis rumah tangga kecil atau UMKM. Oleh karena itu, pemerintah mendukung UMKM untuk beralih ke pemasaran digital. Seperti mulai beralih untuk berjualan di marketplace dan website bisnis.

Baca Juga: https://bantuin.co/2025/01/05/yuk-intip-barang-apa-saja-yang-dikenakan-ppn-12-persen/

Berdasarkan data riset yang dilakukan oleh e-Conomy SEA pada tahun 2024, sepanjang tahun terindentifikasi bahwa daya beli secara offline menurun namun daya beli masyarakat secara online meningkat sepanjang tahun 2024.

Sepanjang 2024 tercatat bahwa nilai transaksi di e-commerse seperti Shopee, Tokopedia, Tiktok Shop, Blibli hingga BukaLapak mencapai US$ 65 Miliar atau setara dengan 1.027 Triliun Rupiah.

Selain penggunaan e-commerse untuk mendongkrak penjualan. Penggunaan website juga sama pentingnya untuk meraih loyalitas pelanggan. Namun sayangnya, belum banyak bisnis kecil atau UMKM yang belum punya website.

Jasa pembuatan website online

Tak perlu khawatir, sekarang sudah banyak jasa pembuatan website secara online yang tentunya gak perlu mahal. Salahsatunya di Bantuin. Yuk, konsultasikan bisnis-mu di Bantuin sekarang juga!

Referensi Penulis: https://qontak.com/blog/kaleidoskop-marketing-di-indonesia/

Impact Financial

Good draw knew bred ham busy his hour. Ask agreed answer rather joy nature admire wisdom.

Latest Posts

Categories

Tags

Baca Lainnya